Jembatan Merah Surabaya Saksi Sejarah Pertempuran Heroik Masa Penjajahan di Surabaya

Jembatan Merah Surabaya Saksi Sejarah Pertempuran Heroik Masa Penjajahan di Surabaya

Surabaya - Tercatat pada buku sejarah bila tewasnya Brigjend Mallaby saat bentrokan yang terjadi di antara para pejuang Indonesia melawan tentara Belanja di Jembatan Merah pada tanggal 30 Oktober 1945 merupakan alasan utama mengapa panglima sekutu mengeluarkan ultimatum kepada para pejuang Indonesia di tanggal 9 November 1945 supaya meletakkan senjata.

Namun penolakan oleh pejuang Indonesia menjadikan api berkobar dan terjadi serangan oleh sekutu Inggris. Dahulu tempat ini menjadi sebuah hunian dan pusat perdagangan paling padat.Serangan 10 November 1945 (Surabaya) Peperangan besar meletus pada 10 November 1945 di Surabaya, Jawa Timur.

Perang ini banyak menelan korban jiwa. Diperkirakan ada 160 ribu pejuang gugur melawan pasukan Netherlands-Indies Civil Administration (NICA) dan sekutu. Korban berjatuhan itu karena pertempuran tidak seimbang. Sebagian besar pejuang hanya bermodal senjata seadanya seperti bambu runcing, sedangkan tentara sekutu dan NICA menggunakan senjata lengkap saat itu. Pertempuran ini dimulai pada 19 September 1945. Tepatnya di Hotel Oranye yang saat ini menjadi Hotel Majapahit. Pemicunya, di hotel tersebut masih terpasang bendera Belanda dengan warna Merah-Putih-Biru.

Saat itu, sejumlah warga di Surabaya tersinggung atas pemasangan bendera tersebut. Alasannya, Indonesia sudah merdeka dan mendapat kedaulatannya. Para pejuang kemudian menyerbu Hotel Oranye untuk meminta penurunan bendera Belanda tersebut. Namun, permintaan itu tidak digubris oleh pihak Belanda yang saat itu berada di Hotel Oranye.

Mereka bahkan menolak dengan congkak dengan bertolak pinggang. Akhirnya, Kepala Wilayah di bawah Gubenur Jenderal Sudirman menyambangi lokasi tersebut. Kedatangan Residen Sudirman juga tidak disambut baik oleh pihak Belanda. Hingga akhirnya massa di luar hotel memaksa masuk menurunkan bendera Belanda.

Bendera Belanda lalu disobek warna birunya hingga tinggal merah dan putih yang kemudian kembali dikibarkan. Penyobekan bendera itu ternyata membuat berang Belanda yang tak sudi mengakui kemerdekaan Indonesia.

Akhirnya tentara NICA mengikutsertakan sekutu dalam agresinya yang memunculkan perlawanan demi perlawanan di Surabaya.


Pada 30 Oktober 1945 perlawanan kian besar. Bahkan, sebagai bentuk perlawanan itu, KH Hasyim Asy'ari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) mengeluarkan resolusi jihad. Akibat pertempuran ini, Jenderal AWS Mallaby, pimpinan tentara Inggris tewas saat baku tembak di Jembatan Merah, Surabaya. Kematian Mallaby menyulut pertempuran yang lebih besar pada 9 November 1945. Saat itu, Surabaya dikepung dari berbagai penjuru, mulai darat, laut, hingga udara.

Posting Komentar

0 Komentar