Gunung pun menolak

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,
sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan. dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mu'min laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (33:71-72)

Hidup dengan pilihan adalah amanah Allah yang telah di berikan-Nya kepada manusia. Sehingga manusia memiliki kebebasan untuk menentukan kehidupannya, dan menjadikannya istimewa.

Hak istimewa ini telah di tawarkan Allah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung akan tetapi makhluk- makhluk besar itu semuanya tak sanggup dan tidak ada yang berani untuk menerimanya.

Namun, diterimalah amanah itu oleh manusia yang mungil, padahal dia zalim dan bodoh, namun merasa pintar, tinggi dan besar melebihi gunung. Hal inilah yang pernah di pertanyakan oleh para malaikat kepada Allah berkaitan dengan penunjukannya sebagai khalifah di muka bumi.

Dengan hak istimewanya itu  manusia menjalani peran kehidupannya dengan unik di muka bumi, berbeda dengan semua makhluk yang ada. Karena semua makhluk, sudah hidup secara otomatis  dengan ketaatan yang mutlak terhadap atauran- atauran Allah tanpa ada pilihan yang lain.

Sehingga, ketaatan seorang anak manusia itu lebih bernilai di bandingkan ketaatan seluruh alam ini. Bahkan dengan ketaatan para malaikat sekalipun, yang memang tak memiliki pilihan lain untuk memilih.

Manusia adalah makhluk yang bodoh, karena itu ia menjadi zalim, dan ia akan tetap zalim dan bodoh, jika ia menolak pengajaran yang di berikan oleh Rabbnya, yang akan mengajarinya tentang apa yang tidak dapat diketahui olehnya.  Agar ia mengerti tentang hakikat kehidupannya, peran, dan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.

Namun, yang paling celaka di antara mereka adalah yang menganggap dirinya bodoh dan lebih memilih bertaklid saja dalam kehidupannya, tanpa punya keinginan untuk mengetahui apa sesungguhnya yang telah di turunkan Allah untuk dirinya. Ia telah mengabaikan hak istimewanya tersebut, yang dengannya Allah telah memuliakannya diantara semua makhluk Ciptaan-Nya.

Akibatnya dia buta dengan apa yang telah di turunkan Allah kepadanya, tentang tugas dan kewajibannya, maka jadilah dia orang-orang yang dengan mudah  di sesatkan oleh setan.

Padahal, Allah telah mengutus para rasul dengan membawa petunjuk-Nya dan menanamkan ke dalam diri mereka berbagai perangkat untuk menggapai petunjuk itu.

Sungguh mengambil peran dalam kehidupan ini dengan  menjadi orang yang beriman atau menjadi munafik, atau menjadi kafir di dalam pentas kehidupan dunia ini, semua itu adalah sebuah pilihan yang telah di perhitungkan oleh masing-masing diri. Dan, sungguh Allah sedikitpun tak pernah zalim kepada  manusia!

Dan (ingatlah), ketika mereka berbantah-bantah dalam neraka, maka orang-orang yang lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Sesungguhnya kami adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari kami sebahagian azab api neraka?" (40:47)

Posting Komentar

0 Komentar